Bandung – Jestv.id, Pohon palem mistik berukuran besar di sekitaran Kampus UIN “Sunan Gunung Djati” Bandung tiba-tiba tumbang pada Jum’at sore (28/4/2023).
Diketahui pohon tersebut tumbang saat Guru Besar UIN Bandung Prof. Dr. H. Bambang Qomaruzzaman, M.Ag, mendaftarkan dirinya di hari pertama saat dibuka Pendaftaran Bakal Calon Pemilihan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung periode 2023-2027.
Saat kejadian cuaca di Cibiru Kota Bandung sangat cerah, tidak ada hujan dan angin. Meski tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tumbangnya pohon palem ini diyakini Civitas Akademik UIN Bandung sebagai pertanda hancurnya rezim rektor sebelumnya dan akan ada kemunculan rektor baru yang nantinya akan memimpin UIN Bandung menjadi lebih baik, hal ini ramai dibicarakan oleh mahasiswa dan dosen di café-café sekitaran kampus UIN Bandung.
Hilmi salah satu mahasiswa UIN Bandung menceritakan, bahwa dirinya sedang berada di dekat pohon itu ketika pohon tersebut tumbang, dia merasa kaget dengan suara dentuman keras ketika pohon tersebut tumbang.
“Saya merinding banget waktu itu, yah mungkin aja ini adalah firasat baik dan pertanda baik hancurnya rezim lama dan bakal ada rektor baru yang bisa membawa UIN Bandung jadi lebih baik, saya sih harapannya Prof. Beqi bisa menang, bisa menjadi rektor UIN Bandung, bisa membawa UIN Bandung kedepan menjadi lebih baik dan bisa menjadi percontohan bagi kampus lain.” Ujarnya Tegas.
Mengenal Lebih Dalam Siapa Sih Prof. Dr. H. Bambang Qomaruzzaman, M.Ag ?
Jumat (28/04/2023) menjadi hari yang bisa dibilang bersejarah. Hari dan tanggal tersebut adalah jadwal resmi pembukaan pendaftaran Bakal Calon Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tentu saja ini adalah momen yang dinanti untuk mengenal sosok siapa saja bakal calon rektor tersebut. Namun berdasarkan data, di hari tersebut hanya satu orang yang mendaftar sebagai bakal calon rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Sosok pendaftar pertama ini adalah seorang profesor muda.
Namanya sudah tidak asing lagi. Bernama lengkap Prof. Dr. H. Bambang Qomaruzzaman, M.Ag., selalu disapa dengan sebutan akrab Prof. BQ. Sosok beliau dikalangan akademik sudah tidak diragukan lagi, tidak hanya sebagai dosen filsafat Islam saja melainkan dikenal juga sebagai cendikia muda. Kecendikian profesor muda ini selalu didedikasikan tidak hanya dalam bidang filsafat melainkan sering dipercaya menjadi pembicara dalam kajian agama, seni, budaya, dan sastra.
Kepercayaan masyarakat pada keahlian Prof. BQ dalam bidang agama Islam misalnya beliau sering sekali menjadi pengkaji Islam di acara-acara rutinan di pesantren-pesantren, kampus, masjid, instansi pemerintah, dan beberapa BUMN. Tidak hanya itu juga dalam kajian keislaman beliau juga sering diundang dalam acara lintas agama sebagai perwakilan dari komunitas muslim. Kemampuan Prof. BQ dalam bidang agama ini beliau dapatkan tidak sebatas hanya dalam bangku kuliah, tetapi beliau memang lahir dari keluarga pesantren yang cukup kuat di tempat kelahirannya Serang Banten.
Tidak hanya di bidang agama, kepercayaan masyarakat pada Prof. BQ sebagai cendikia selalu dipercaya juga sebagai pengkaji pada bidang seni, budaya, dan sastra. Usut punya usut ternyata sosok Prof. BQ ini dari masa kecilnya memang kental dengan kebudayaan Banten khususnya dan bisa dibilang terlibat secara langsung. Dalam catatan di bidang teater dari sejak SMP sudah bermain teater dan menjadi penulis naskah. Pada masa SMA di Serang juga mejadi pemain teater bersama teman-temannya seperti penyair Indonesia Toto ST Radik dan Gola Gong yang sekarang menjadi Duta Literasi Indonesia. Prof. BQ dalam bidang sastra tercatat sebagai penyair nasional dengan nama Bambang Q-Anees meskipun sekarang beliau lebih memilih sebagai kritikus sastra. Pada bidang seni rupa, Prof. BQ juga sering diundang oleh Maestro Seni Rupa Indonesia Sunaryo untuk membaca karya-karyanya.
Kehadiran Prof. BQ dalam bursa calon rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini tentu saja menjadi menarik dengan sosok beliau yang multi talent. Profesor muda ini juga dikenal sebagai sosok yang ramah dan akrab, sederhana, dan gaul. Namun dari kesederhanaan dan kecendikiaannya beliau mempunyai visi UIN Bandung menjadi panutan sehingga bisa melakukan inovasi bagi umat dan bangsa. UIN Bandung harus bereputasi global berbasis keumatan dan kebangsaan.
Calon Rektor Yang Diharapkan Civitas Akademik UIN Bandung
Dikutip dari bedanews.com. Soal pemilihan Rektor UIN Bandung tahun 2023 ini menurut salah satu dosen yang tidak bisa disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa dalam pemilihan Rektor UIN Bandung Periode 2023-2027 ini jangan sampai masyarakat kampus tersekat gara-gara politik pragmatis atau egoisme kelompok, Rektor tersebut baik dari kalangan HMI, PMII, ICMI, NU, Muhammadiyah, Persis, PUI, menurutnya tidak masalah. Yang penting rektor baru tersebut nantinya bisa menjadi sosok pemimpin yang baik, bukan manajer perusahaan.
Rektor kedepan, lanjut dia, adalah sosok yang menjunjung tinggi kejujuran, mau membenahi sistem, dan rendah hati. Rektor seperti ini dapat dipenuhi manakala proses pemilihannya menghasilkan seorang pemimpin yang representatif, lahir dari ketokohan yang bisa diterima oleh semua pihak.
Indikator yang bisa diamati, lanjut dia, antara lain rektor yang merasa bukan hanya milik golongan (misalnya,, dari HMI atau PMII) tetapi milik semua pihak; mendahulukan kepentingan orang banyak daripada kepentingan dirinya; menjadi panutan masyarakat; peka terhadap persoalan yang menimpa masyarakat kampus; serta terbuka untuk dikritik dan menerima masukan dari semua pihak. (Rey)