JESTV.ID, LEBAK- Oknum Security dan Guru Honorer di SMA l Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak- Banten, diduga berupaya halangi sejumlah awak media, ketika awak media berupaya menemui Kepala sekolah di SMA l tersebut, guna kepentingan konfirmasi adanya Dugaan Pungutan Liar (PUNGLI) terkait Program PIP kepada ratusan siswanya.
Bermula sejumlah awak media yang meminta di fasilitasi untuk menghadap Kepsek, namun pihak security seolah menahan awak media dengan mencecar sejumlah pertanyaan.
Hingga pada akhirnya, awak media cekcok mulut dengan security dan seorang guru honorer di sekolah tersebut.
Jelas selaku jurnalis yang mempunyai hak dan kewajiban sebagai sosial kontrol, kecewa dengan sambutan security tersebut, karena setelah pihaknya menanyakan legalitas jurnalis, security menanyakan terkait “mau investigasi terkait apa”, tentu pertanyaan tersebut sangatlah menyulut perasaan media, karena jurnalis menganggap itu bukan kapasitasnya dan tidak seharusnya pihak security bertanya sejauh itu.
Harusnya security itu, menerima siapapun tamunya, sesuai dengan SOP dan bertatakrama, lalu menyodorkan buku tamu sebagai bentuk pendataan tamu yang hadir.
“Menurut yang kami dengar pada sa’at kami berselisih, satu kata yang di sampaikan berulang-ulang oleh pihak security,”Kami hanya menjalankan perintah atasan,” ujarnya dengan muka bengis.
Setelah Salah Satu awak media memberikan pemahaman, akhirnya security meninggalkan ke tiga awak media, bermaksud menemui Kepala sekolah setempat, namun sangat di sayangkan KEPSEK tidak berada di tempat dan dirinya menyampaikan kepada media, Kepala sekolah sedang keluar. Hal itu di sampaikan security (inisial) U kepada awak media, Rabu (22/05/2024).
“Mohon maaf pak, saya sudah ke ruangan pak Kepala sekolah, tapi beliau sedang keluar,” jelasnya.
Tak berselang lama, datanglah seorang berkacamata yang mengaku dirinya sebagai guru honorer dengan sangat tidak berprilaku layaknya orang berpendidikan, (inisial) F menghampiri kami, dan langsung meminta legalitas kami.
Namun setelah awak media Jestv.id, menunjukan idcard, seolah menganggap kami adalah wartawan gadungan. Lalu F mengambil handpone dan menelpon Salah Satu wartawan senior di provinsi Banten yang dia kenal, menanyakan apakah betul ini wartawan Jestv.id.
Lagi-lagi, hal ini menurut kami, tidak patut di lakukan apalagi dirinya hanya sebagai guru honorer yang jelas-jelas tidak punya kedudukan.
Namun awak media tetap berupaya menghubungi Kepsek via telpon Whatsappnya, namun telpon tidak di angkat.
Sangat di sayangkan, hingga berita ini di turunkan, pihak kepala sekolah tidak merespon. (Aris RJ)